{"id":1216,"date":"2020-01-20T13:33:16","date_gmt":"2020-01-20T13:33:16","guid":{"rendered":"https:\/\/jagatwanita.com\/?p=1216"},"modified":"2020-01-20T13:33:21","modified_gmt":"2020-01-20T13:33:21","slug":"terlalu-keras-dibentak-orangtua-tubuh-anak-ini-dingin-kaku-dan-linglung-masuk-igd","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/jagatwanita.com\/terlalu-keras-dibentak-orangtua-tubuh-anak-ini-dingin-kaku-dan-linglung-masuk-igd\/","title":{"rendered":"Terlalu Keras Dibentak orangtua, Tubuh Anak ini Dingin, Kaku dan Linglung Masuk IGD"},"content":{"rendered":"\n

Ada yang menarik dan menjadi pelajaran penting Menjadi seorang ayah dan ibu memanglah tidak mudah, namun harusnya tidak menjadikan hal ini sebagai suatu beban. <\/p>\n\n\n\n

Seperti kisah ini, karena kekesalan orangtuanya, maka anakpun yang jadi korbanya. Seorang netizen menceritakan pengalamanya. Selama beberapa hari seperti orang linglung, dimulai jumat sore Auby saya paksa mandi karna sudah sore & rencana mau kirim paket, di kamar mandi dia bilang \u201cGamau mandi, mau nenen aja mih\u201d tapi terus saja saya paksa mandi sambil saya bentak \u201cDiAM!!\u201d<\/p>\n\n\n\n

Setelah bentakan pertama itu dia cuma bilang \u201cDede sayang mamih\u201d sambil mengelus-elus pipi saya, saya abaikan gitu aja, gada respon yg menunjukan perhatian\/penghargaan atas apa yg sudah auby lakukan.<\/p>\n\n\n\n

Setelah beres mandi & saya ajak ke kamar, di kamar pun auby masih bilang \u201cmau nenen aja mih\u201d sambil nangis-nangis, kembali saya bentak \u201cLeBAY!!\u201d Sehabis itu dia diam & tidak menangis, dibawa ayahnya ke ruang tamu sambil nonton tv,<\/p>\n\n\n\n

tiba-tiba auby menunduk, ketika dibangunkan tubuhnya udah dingin, kaku & matanya melotot, dgn panik & tangis yg pecah saya peluk auby, saya bawa auby yg belum pake apapun ke RS,<\/p>\n\n\n\n

sepanjang jalan saya merasa menyesal, merasa takut, merasa bersalah, rasanya sakit melihat auby seperti itu.<\/p>\n\n\n\n

Sepanjang jalan saya hanya bisa istigfar, minta maaf ke auby \u201cBangun De.. Dede mau nenen yaa gamau mandi?\u201d itu kata-kata yg terus saya ulang, semua bayangan tingkah laku auby bagai roll film yg diputar ulang.<\/p>\n\n\n\n

Bagai alarm untuk saya, bagai peringatan bagi saya, bagaimana bisa saya sebagai ibunya memperlakukan auby begitu, auby anak yg baik, penurut, tdk menyusahkan ibu bapaknya, bagaimana bisa saya perlakukan seperti kemarin??<\/p>\n\n\n\n

Anak sebaik auby yg sampai di iGD dibiarkan menangis untuk memulihkan kesadarannya, pasang oksigen & cek darah, hanya bilang \u201csakit mih, udaaah.. Tolooong\u201d saat dipasang infus hanya bilang \u201csakit mih..\u201d<\/p>\n\n\n\n

Yg bangun pagi cuma bilang \u201cini apa mih? Dede mau jalan-jalan aja\u201d ya Alloh.. Teganya saya membentak & melihatnya penuh kebencian jumat sore itu..<\/p>\n\n\n\n

Alhamdulillah.. Auby sudah pulih & sehat lagi, tdk ada gangguan medis apapun, hasil eeG nya pun bagus, petugas Lab nya hanya berpesan<\/p>\n\n\n\n

\u201cJANGAN BeNTAK ANAK ANDA\u201d sekesal apapun, pelajaran buat saya, 2 bentakan & tatapan kebencian dapat mencederai otak auby, dapat melukai hatinya, dapat menghancurkan perasaanya, saya janji pada diri sendiri tdk akan ada bentakan ke 3\/4 kalinya lagi, cukup sekali auby merasa hancur\u2026<\/p>\n\n\n\n

Auby hanya titipan, ketika saya perlakukan dia dgn tidak baik, sang empunya-Nya bisa mengambilnya kapan saja, Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan menjaga & merawat Auby, Alhamdulillah..Terimakasih untuk semua doanya buat auby ku\u2026<\/p>\n\n\n\n

Mendidik anak dengan cinta dan kelembutan kadangkala tidak semudah mengucapkannya. Pola dan tingkah laku anak sendiri kerap menjerumuskan orangtuanya untuk mengambil tindakan paling praktis yang bisa dilakukan.<\/p>\n\n\n\n

Namun mengingat dahsyatnya dampak yang bisa diakibatkan oleh bentakan yang berkelanjutan dalam jangka panjang ada baiknya, kita berusaha untuk meminimalisir membentak anak.Mungkin Anda bisa mengikuti tips berikut :<\/p>\n\n\n\n

  1. Jangan terpengaruh untuk menghentikan teriakan anak dengan bentakan yang lebih hebat.<\/li>
  2. Sebelum membentak anak, ingatlah, bahwa anak adalah peniru ulung. ia akan meniru setiap serpihan kata-kata yang kita teriakan di benaknya.<\/li>
  3. ingatlah, kepribadian anak di masa depan adalah hasil bentukan kita di masa sekarang.
    Segeralah mengubah posisi tubuh anda, seperti dari berdiri menjadi duduk. Hal ini akan menurunkan ketegangan emosi anda.<\/li>
  4. Palingkan sejenak wajah anda dari anak yang telah membuat dada anda terasa meledak.<\/li>
  5. Tarik napas dan hembuskan pelahan sambil memejamkan mata. Hal ini akan membuat dada yang sesak terasa longgar dan lapang.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

    Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.<\/p>\n\n\n\n

    Dari Abu Mas\u2019ud Radhiyallahu anhu berkata, \u201cRasulullah Shallallahu \u2018alaihi wa sallam bersabda, \u2018Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.\u201d [HR. Muslim]<\/p>\n\n\n\n

    Jangan lupa like, share dan amalkan ya, semoga bermanfaat untuk kita semua <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    Ada yang menarik dan menjadi pelajaran penting Menjadi seorang ayah dan ibu memanglah tidak mudah, namun harusnya tidak menjadikan hal […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1217,"comment_status":"closed","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[9],"tags":[],"yst_prominent_words":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1216"}],"collection":[{"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1216"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1216\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1217"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1216"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1216"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1216"},{"taxonomy":"yst_prominent_words","embeddable":true,"href":"https:\/\/jagatwanita.com\/wp-json\/wp\/v2\/yst_prominent_words?post=1216"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}